Sistemnya dibuat seperti membeli pulsa prabayar telepon genggam agar dapat memudahkan pengguna. Kelebihan lain dari listrik prabayar ini, pemilik rumah tidak perlu khawatir akan biaya keterlambatan yang menghantui.
Kemudian, pengguna tidak perlu cemas terkait harga voucher (listrik pintar). Sebab harga bervariasi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan pemilik rumah berikut daya listriknya. Mulai dari Rp20 ribu sampai Rp2 juta.
Namun, di balik kelebihan listrik prabayar ada sejumlah kekurangan yang memicu pemborosan. Adalah salah satunya biaya tambahan yang dikenakan kepada konsumen, misalnya biaya administrasi bank sebesar Rp2.500. Biaya ini dibebankan diluar dari harga voucher.
Ada pula biaya Pajak Penerangan Jalan (PPJ) yang besarnya maksimal 10% sesuai Pemerintah Daerah masing-masing pelanggan.
Jika voucher listrik yang dibeli Rp100 ribu, maka biaya PPJ adalah Rp2.344 (contoh untuk kawasan Jakarta Selatan). Biaya ini akan terhitung dalam voucher.
Di samping itu terdapat juga tambahan potongan bea materai untuk pembelian pulsa listrik diatas Rp300 ribu. Akibatnya, jumlah kWh yang didapat konsumen akan semakin kecil dibandingkan nominal uang yang dibayar.
Untuk daya listrik di rumah sederhana sebesar 1300VA, setidaknya dibutuhkan dana rata-rata Rp400 ribu per bulan untuk memenuhi kebutuhan listrik
BERITA TERBARU | BERITA TER UP-DATE | BERITA INDONESIA
===================================================================
MSNPOKER GUBUKPOKER SDSBTOGEL
{LIVE POKER} {BANDAR CEME} {BANDAR QQ}
{CAPSA SUSUN} {TEXAS POKER} {CEME KELILING}
{LIVE CASINO} {TOGEL SGP} {TOGEL HK}
0 komentar:
Posting Komentar