Jumat, 07 Oktober 2016

Ibu Mutilasi Anak Kandung Masih Cengar-Cengir Sendiri

Hasil gambar untuk ibu mutilasi anak itu tertawa sendiri
Mutmainah (28) masih tertawa-tawa sendiri di RS Polri Kramat Djati, 
Mohamad Wahidin alias Wahid (35), kakaknya, menceritakan, siang tadi dia menemani adiknya dan kondisinya masih aneh.
"Kadang sadar dan kadang tidak. Masih suka tertawa-tawa sendiri dia," kata Wahid kepada wartawan, di rumah orangtuanya di Kelurahan Tegalalur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, sore tadi.
Tadi siang Mutmainah juga masih mendapat suntikan obat penenang dari dokter.
Seorang psikiater pun datang menangani Mutmainah.
Menurut Wahid, psikiater itu hanya mau menangani Mutmainah sendirian.
Oleh psikiater itu, Mutmainah diajak masuk ke sebuah ruangan khusus. Tak ada jam di ruangan itu. Hanya ada sebuah sofa. Ruangannya sejuk dan santai, serta wangi.Awalnya beberapa polisi, keluarga dan sejumlah perawat sempat berada di dalam ruangan itu.
Tapi psikiater menyuruh semuanya keluar. Sebab dia hanya mau berbicara berdua dengan Mutmainah.
"Sekitar lima belas menit psikiater itu di dalam, lalu dia keluar dan tak bicara apapun . Kami pun (keluarga) tak diberitahu apa yang dilakukan," kata Wahid.
Sebelumnya, Mutmainah memutilasi anak kandungnya sendiri di kontrakannya di Jalan Jaya 24, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, 
Anaknya ia potong-potong bagian tubuhnya mulai dari alat kelamin, kuping, dan jari.
Ini yang Diidap Mutmainah
Kriminolog UI Prof Dr Adrianus Meliala menganalisis perilaku Mudmainah yang tega membunuh dan memutilasi anaknya. Inilah hasil analisis itu.Seorang ibu memutilasi anaknya itu sudah hal aneh, tidak mungkin bahkan mustahil.Makanya kalau sampai itu terjadi, si ibu pasti sakit jiwanya.
Begitu juga di kasus Mudmainah (28) yang memutilasi anak kandungnya sendiri di Cengkareng, Jakarta Barat. Ini saya jamin, si ibu sakit.Saya yakin dia mengidap skizofrenia akut. Itu kondisi gangguan jiwa yang ekstrem.
Dia bukan mengidap depresi. kalau depresi, Mudmainah yang membunuh dirinya sendiri.Sebab depresi itu tak aktif. Tapi kalau skizofrenia, pengidapnya cenderung aktif dan tak sadar apa yang dilakukannya.
Ketika melakukan mutilasi, Mudmainah tak akan sadar. Pengidap skizofrenia itu, antara satu episode dengan episode dalam kehidupannya tak saling terhubung. Itulah mengapa dia bisa tak sadar ketika memutilasi anaknya.
Pengidap skizofrenia itu kadang dia terlihat sehat. Pengidap ini bisa dimulai dengan seorang yang sifatnya pendiam maupun introvert.Terkadang pengidap skizofrenia ini tak sadar bahwa dia terjangkit.
Ketidaksadaran bahwa dia mengidap skizofrenia itu bisa muncul karena sibuk bekerja atau lainnya.
Atau ciri-cirinya ada, tetapi tidak disadari karena kondisi keluarga yang miskin dan tak mengerti ada yang aneh dengan anak mereka.Akhirnya skizofrenia itu terus bertumpuk-tumpuk dan makin akut.
Kalau sudah begitu hanya tinggal menunggu pemicunya saja untuk kemudian meledak dan membuat pengidapnya tak terkontrol.
Pemicunya bisa macam-macam, mulai dari kecemburuan, stres, kelelahan dan ketegangan yang berlebihan.
Melihat adanya gelagat sakit jiwa, polisi tak bisa membawa kasus ini ke ranah hukum. Harus dibawa ke rumah sakit jiwa.
Tapi apa mampu dia dibawa ke rumah sakit jiwa. Keluarganya mampu tidak biayai.
Karena belum ada BPJS yang menanggung penyakit jiwa. Itu yang repot.

                          BERITA TERBARU | BERITA TER UP-DATE | BERITA INDONESIA

LIVE POKER     BANDARQQ 

TEXAS POKER     CAPSA SUSUN 

BANDAR CEME     CEME KELILING 

MSNPOKER  

GUBUKPOKER  

0 komentar:

Posting Komentar